Beras TTI diminati Masyarakat dan Pedagang Kecil
By Admin
nusakini.com - Yogyakarta 23-11. Kehadiran Toko Tani Indonesia (TTI) ditempat-tempat strategis seperti dipermukiman dan pinggir-pinggir jalan pertokoan maupun perumahan, sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Misalnya di TTI Acar yang berlokasi di Jl. Hayam Wuruk Yogyakarta. Di toko milik Benyamin Praktikno ini selain masyarakat biasa yang menjadi langanannya, ternyata juga banyak diminati pedagang kecil seperti pedagang bubur ayam, soto dan warung nasi yang ada diseputar TTI.
"Yang beli beras di toko kami macam-macam orangnya. Selain masyarakat biasa yang sudah menjadi langganan, banyak juga pedagang disekitar sini yang belanja," ujar Benyamin menjelaskan.
"Disini aja banyak yang berjualan nasi, ada juga yang jual bubur ayam, soto dan lainnya yang kesini belanja beras," ujar Benyamin yang mengaku mampu menjual beras TTI dengan harga Rp.8.000,-/kg, sebanyak 5 kwintal setiap harinya.
Menurut Benyamin, beras TTI yang dijual kualitasnya cukup bagus, sehingga banyak pedagang makanan yang menyenanginya. "Menurut pedagang makanan disini, rasa nasinya enak, sehingga jualannya cepat habis," tambahnya.
Kehadiran TTI dipemukiman dan tempat-tempat strategis memang dinanti-nanti warga. Dengan adanya TTI, masyarakat bisa membeli harga beras berkualitas dengan harga terjangkau.
"Kami sengaja hadirkan TTI di perkotaan agar warga tidak kesulitan mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau," kata Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, saat berkunjung di TTI Acar.
Menurut Agung, beras TTI lebih berkualitas karena disimpan didalam gudang gapoktan, dan baru digiling, dikemas dan dipasarkan.
"Dari apa yang kita lihat disini, jelas bahwa peran TTI kedepan sangat strategis untuk memudahkan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau," kata Agung.
"Kualitas beras di TTI jelas lebih fresh karena baru keluar dari penggilingan yang dikirim Gapoktan. Harganya terjangkau, karena kami potong rantai pasok yang panjang menjadi 3 mata rantai, yaitu gapoktan ke TTI dan TTI menjual langsung ke konsumen," tegas Agung.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Yogyakarta, Arofah Noor Indriyani mengatakan bahwa jumlah LUPM (Lembaga Usaha Pangan Masyarakat) yang bermitra dengan TTI saat ini mencapai 10 LUPM yang memasok ke 43 TTI.
"Kedepannya kami akan tambah jumlah gapoktan menjadi 10 dan TTI sebanyak 20, sehingga masyarakat bisa mengakses pangan dengan mudah, dan harganya terjangkau,"kata Arofah. (pr/eg)